26.9 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

Melanjutkan Mimpi Ibu: Kisah Roza, Wisudawan Terbaik USK dari Keluarga Petani

BANDA ACEH | ACEH INFO – Di bawah langit-langit Gedung AAC Dayan Dawood yang megah, sebuah nama disebut. Di antara ribuan wisudawan yang duduk rapi dalam balutan toga, sorot mata mengarah pada satu sosok: Roza Sabila Jannah.

Ia melangkah anggun menuju mimbar, dengan IPK 3,92 dari Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, menjadikannya peraih nilai tertinggi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Namun, lebih dari sekadar angka, dara asal Nagan Raya ini membawa cerita yang lebih dalam: kisah tentang sebuah mimpi yang akhirnya tersambung.

Di balik senyum bangganya, terselip cerita tentang perjuangan tak kenal lelah. Roza adalah anak sulung dari pasangan M Zakir Tino dan Rostina, seorang ayah petani dan ibu rumah tangga. Bagi Roza, pencapaian ini adalah persembahan mulia untuk kedua orang tuanya.

“Semua kebanggaan ini, untukmu ayahanda, ibunda, dan seluruh keluarga,” ucapnya dengan nada penuh haru, seolah setiap kata adalah pelukan untuk mereka. “Semoga ini bukan akhir, melainkan awal untuk membahagiakanmu.”

Saat ia berbagi cerita, suasana ruangan seakan hening sejenak, mendengarkan dengan saksama. Roza mengisahkan impian sang ibu yang tak sempat terwujud, sebuah mimpi sederhana untuk mengenyam pendidikan di universitas ini. Namun, di masa lalu, kondisi ekonomi keluarga menjadi tembok kokoh yang menghalangi.

“Universitas ini bukan hanya mimpi saya, tapi juga mimpi ibu saya sejak ia muda,” tutur Roza.

Tahun-tahun berlalu, mimpi itu seperti menunggu. Dan melalui Roza, mimpi itu menemukan jalannya. “Saya seakan merasa melanjutkan mimpi ibu saya yang sempat terhenti,” katanya.

Perasaan itu menjadi bahan bakar terkuat yang membuatnya tak pernah menyerah, menghadapi setiap tantangan akademik dengan ketekunan luar biasa. Roza, yang juga merupakan penerima beasiswa KIP Kuliah, menegaskan peran krusial program ini dalam perjalanan hidupnya.

“Izinkan saya menyampaikan terima kasih yang mendalam atas program KIP Kuliah. Tanpa program ini, mungkin hari ini saya tidak akan berdiri di sini, mengenakan toga, menyelesaikan pendidikan di USK,” ungkapnya.

Baginya, KIP Kuliah bukan sekadar beasiswa, melainkan “hadiah terindah yang membuat mimpi keluarga kami akhirnya dapat terwujud.”

Bagi Roza, kisah perjuangan ini belum berakhir. Mimpi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang magister masih menyala terang. Ia menutup sambutannya dengan sebuah pantun yang menggugah, sebuah permohonan tulus untuk melanjutkan perjalanan:

“Burung merpati terbang melayan.

Singgah sejenak di dahan jati

Dengan semangat kami berjuang.

Mohon beasiswa pak, untuk kami lanjut studi.”

Pantun itu tak hanya menutup sebuah pidato, tetapi juga membuka lembaran baru dalam perjalanan Roza, sebuah janji untuk terus berjuang demi mimpi yang lebih besar—mimpi yang bukan hanya miliknya sendiri, tetapi juga mimpi keluarga yang ia cintai.

Wisuda hari kedua di USK, Selasa, 27 Agustus 2025, melepas 1.053 lulusan, yang merupakan bagian dari total 3.132 lulusan pada periode ini. Angka itu meliputi 312 orang dari FP, 496 dari FKIP, dan 245 dari FISIP.

Rektor USK, Profsor Marwan, dalam sambutannya menegaskan bahwa setiap lulusan telah dibekali dengan ilmu dan nilai-nilai luhur.

“Gunakan ilmu yang telah diperoleh bukan hanya untuk mencari penghidupan, tetapi juga untuk memberi manfaat seluas-luasnya bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa,” ujarnya.

Marwan mengingatkan, bahwa di balik pencapaian hari ini, ada doa dan pengorbanan orang tua yang tak terhingga, dan keberhasilan ini adalah persembahan terbaik bagi mereka.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS