27.1 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Wahyu Saputra: Perlu Paradigma Baru Bangun Aceh

Untuk lepas dari status sebagai daerah miskin, perlu paradigma baru dalam pembangunan Aceh. Berbagai potensi harus dibangkitkan, sehingga generasi muda Aceh tidak hanya sebagai pencari kerja, tapi juga mampu menciptakan lapangan kerja.

Penegasan itu disampaikan Wahyu Saputra, SE, MM, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh periode 2017-2022. Untuk memperjuangkan hal tersebut pria kelahiran Sigli, 5 Januari 1981 ini maju sebagai salah satu calon anggota legislatif (Caleg) untuk Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari daerah pemilihan Pidie dan Pidie Jaya melalui Partai Amanat Nasional (PAN).

Menurut Wahyu Saputra, pemuda harus punya visi dan pandangan maju, tidak hanya berharap kerja di pemerintahan, tapi juga harus berwirausaha, sehingga menjadi pemuda yang tangguh. “Pemuda harus mampu meningkatkan kapasitas diri, sehingga punya daya saing, visioner dan berkarakter, lebih dari itu juga harus melek politik,” tegasnya.

Alumni Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala ini menambahkan, selama dirinya di KNPI Aceh, berbagai program penguatan kapasitas pemuda telah dilakukan, seperti: umrah pemuda Aceh dua kali, pelatihan web, pelatihan barista kopi, pelatihan pembuatan cake and pastry, safari pengabdian pemuda, vaksinasi Covid dengan Polda, membantu OKP dan Ormas dalam penanganan Covid 19, sosialisasi pencegahan narkoba untuk pemuda dan pelajar, hingga bekerja sama dengan organisasi pemuda Majelis Belia Malaysia (MBM) dan kerja sama dengan kamar dagang dan industri Myanmar.

Wahyu Saputra menegaskan, apa yang sudah dikerjakan di organisasi kepemudaan tersebut, akan terus diperjuangkan di tempat lain, karena itu pula dirinya mencalonkan diri sebagai salah satu Caleg dari PAN untuk DPRD melalui Dapi 2 Pidie dan Pidie Jaya.

Agar pemuda Aceh bisa berkembang lebih lebih produktif, Wahyu Saputra menekankan pemuda Aceh harus bisa melihat dan membaca fenomena, kemudian menjadikannya sebagai peluang untuk berkembang menjadi lebih produktif.

Ia mencontohkan, hingga kini lebih 30 persen Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh masih ditopang oleh sektor pertanian dan perkebunan, sektor ini merupakan sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan, apa lagi Aceh masih surplus lahan dan tenaga kerja.

“Ini menjadi keuntungan yang luar biasa bisa dimanfaatkan dengan baik. Banyak hal bisa dilakukan ke depan, tinggal sekarang bagaimana memberikan motivasi dan dorongan untuk pengembangan komunitas kewirausahaan muda di Aceh yang inovatif dan melek teknologi,” tambah mantan Ketua Forum Komunikasi Generasi Muda Pidie (Fokusgampi) ini.

Sebagai anak muda yang kini terjun ke dunia politik, Wahyu Saputra mendambakan terwujudkan pemuda yang mandiri dan berdikari, dengan memanfaatkan berbagai peluang dan kesempatan dan berpartisipasi dalam pembangunan, sehingga paradigma baru Aceh sebagai daerah penyedia lapangan kerja bisa terwujud.

“Pemuda jangan lagi hanya sekedar menjadi objek pembangunan, tapi harus bisa menjadi subjek, menjadi pelaku yang berperan aktif dalam pembangunan di berbagai lini dan bidang,” pungkasnya.

Wahyu Saputra juga pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sejak 2001, hingga dipercayakan menjadi Ketua LDMI HMI Cabang Banda Aceh pada tahun 2002. Dari sana Wahtu Saputra terus meningkatkan kapasitasnya dengan mengikuti Latihan Kader (LK) II di HMI Cabang Pematang Siantar pada 2022, dan LK III di Badko HMI Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Suselbar) pada tahun 2003. Pada tahun yang sama ia dipercayakan menjadi Wakil Bendahara Badko HMI Aceh.

Selain itu Wahyu Saputra juga pernah dipercayakan sebagai Ketua Kompartemen pertanian dan Perkebunan KADIN Aceh (2009-2019), Wakil Ketua HIPMI Aceh (2008-2011), hingga kemudian menjadi Ketua KNPI Aceh periode 2017-2022.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS