31.8 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Rektor di Kalimantan Ini Dinilai Anti dengan Kata Insya Allah

JAKARTA|ACEHINFO-Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santoso Purwokartiko menjadi perbincangan setelah dia membuat status di media sosial yang dinilai mendiskreditkan orang-orang yang kerap mengeluarkan kalimat-kalimat bernuansa Islami.

Tulisan yang diunggahnya di media sosial sosial pada 27 April 2022 itu bercerita mengenai kekagumannya pada mahasiswa yang belajar di luar negeri, dan memiliki kemampuan luar biasa, seperti memiliki nilai akademik di atas rata-rata, jago bahasa Inggris, dan memiliki gagasan-gagasan yang menurutnya bagus untuk mendukung kemajuan bangsa ini ke depan.

“Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa cita-citanya, minatnya, usaha-usaha untuk mendukung cita-citanya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dan sebagainya,” tulis Budi.

“Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati. Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit: insaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dan sebagaianya.”

Tidak hanya itu, dalam tulisannya Budi juga dinilai tampak anti dengan mahasiswa yang mengenakan jilbab.

“Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar-benar open mind. Mereka mencari Tuhan ke negara-negara maju, seperti Korea, Eropa Barat dan US, bukan ke negara yang orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi,” tulisnya.

Tulisan Budi itu dinilai banyak pihak memicu kontroversi dan mengandung penghinaan terhadap Suku, Agama, Ras dan Antagolongan (SARA). Pengamat media sosial Ismail Fahmi meminta masyarakat tak mencontoh apa yang dilakukan sang profesor itu.

“Tulisan Prof Budi Santosa Purwokartiko ini bisa masuk kategori “rasis” dan “xenophobic”. Rasis: pembedaan berdasarkan ras (manusia gurun, Arab). Xenophobic: benci pada orang asing (manusia gurun). Saya kira beliau contoh korban “firehose of kadrunisasi”. Jangan dicontoh ya,” tulis Ismail Fahmi, di akun Twitter @ismailfahmi.

Atas viralnya tulisan itu, pihak Institut Teknologi Kalimantan (ITK) memberikan pernyataan. Dalam keterangannya mereka menyebut, tulisan Budi Santoso Purwokartiko adalah murni pendapat pribadi.

“Dengan ini kami informasikan bahwa, tulisan Prof Budi Santosa Purwakartiko tersebut merupakan tulisan pribadi, dan tidak ada hubungannya dengan jabatan beliau sebagai Rektor ITK,” kata pihak rektorat ITK, dalam keterangan persnya Sabtu(30/4).

ITK pun meminta semua masyarakat tidak mengaitkan masalah ini dengan kampus. Mereka meminta masyarakat meminta klarifikasi langsung kepada Budi Santosa.

“Oleh karena itu, mohon pemberitaan dan komentar lebih lanjut baik oleh media maupun para netizen tidak mengaitkan dengan institusi ITK, dan awak media atau para netizen dapat langsung berkomunikasi dengan beliau.”

Berdasarkan informasi terbuka, selain Rektor di ITK, Budi Santosa Purwokartiko, menjadi salah seorang anggota tim pewawancara para mahasiswa penerima Beasiswa LPDP Departemen Keuangan sejak 2013, dan Anggota Tim Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Dirjen Kelembagaan Dikti sejak 2015.

Pada 2011 dia pernah menjadi Dosen Berprestasi Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Surabay (ITS). Budi juga pernah merilis buku yang berjudul ‘Calo Yang Insaf’, yang berisi kisah-kisah kemanusiaan.

Hingga kini Budi sendiri tidak menanggapi kecaman publik atas pernyataannya. Dia belum memberikan klarifikasi apapun atas pandangan publik mengenai tulisannya itu.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS