28.5 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Bantuan Konsumtif Membuat Dayah Sulit Mandiri

CALANG | ACEH INFO — Pengamat ekonomi yang juga praktisi perbankan, Amal Hasan SE MSi, mengatakan, selama ini kecenderungan bantuan dan dukungan dana kepada lembaga dayah atau pesantren hanya bersifat program hibah. Dan itupun lebih banyak bersifat konsumtif, sehingga sangat sulit bagi dayah untuk tumbuh mandiri.

Hal itu diungkapkan Amal di depan forum Kolaborasi Pemberdayaan Ekonomi Dayah (Kopiah) yang dilaksanakan di Calang, Aceh Jaya, Rabu, 18 Oktober 2023. Acara yang diinisiasi oleh Badan Dayah, Aceh Jaya itu, menghadirkan Amal Hasan sebagai salah seorang pemateri yang membedah konsep pemberdayaan ekonomi dayah untuk bisa tumbuh mandiri.

Kegiatan dibuka oleh PJ Bupati Aceh Jaya DR.Nurdin, S.Sos MSi yang diwakili oleh Asisten  Ekonomi dan Pembangunan  Kabupaten Aceh Jaya. Forum Kopiah ini diikuti oleh para pimpinan dayah dari seluruh wilayah Kabupaten Aceh Jaya.

“Kita berharap ke depan pemerintah bertindak secara konsisten dalam mempercepat kemandirian dayah melalui strategi kolaborasi pemberdayaan ekonomi. Kita yakin banyak peluang usaha produktif bisa dikembangkan oleh dayah dayah di kabupaten Aceh Jaya ini,”

Baca Juga: Tujuh Atlet Hapkido Aceh Akan Berlaga di Kejurnas Indonesia Martial Art Games

Menurut Amal Hasan, ada banyak hal yang harus ditata kembali dalam pengelolaan dayah ini baik terkait legal aspek kelembagaan maupun tatalaksana dibirokrasi pemerintahan. Dukungan legislatif dan eksekutif serta yudikatif harus dijalankan secara bersama-sama dengan visi misi yang sama pula.

Selama ini keberadaan lembaga dayah ini sering ditempatkan sebagai bagian terpisah dari sistem kependidikan daerah, bahkan tidak jarang diterjemahkan sebagai lembaga yang bersifat individual atau personal sehingga terlihat berbagai ketimpangan diantara dayah yang satu dengan yang lain.

Akibatnya sangat sulit bagi dayah dayah tertentu untuk berkembang secara berkelanjutan karena tak mampu mandiri. Mohon maaf terkadang tidak jarang kita melihat pengurus dan santri harus melakukan berbagai upaya untuk memobilasasi sumber dana secara swadaya, guna memenuhi kebutuhan operasional dayahnya.

“Kita berharap ke depan pemerintah bertindak secara konsisten dalam mempercepat kemandirian dayah melalui strategi kolaborasi pemberdayaan ekonomi. Kita yakin banyak peluang usaha produktif bisa dikembangkan oleh dayah dayah di kabupaten Aceh Jaya ini,” tutur Amal Hasan yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (Ikafensy).

Baca Juga: Pj Gubernur Aceh Sebut Pemerintah Sangat Terbuka Sikap Kritis Anggota Dewan

Ditambahkan Amal Hasan mantan Direktur Bank Aceh ini, dari sisi potensi lahan, hampir setiap dayah di Aceh Jaya memiliki sumber daya lahan yg cukup untuk dikelola menjadi lahan produktif. Tinggal bagaimana dinas terkait bisa saling berkoordinasi untuk mengkolaborasikan  berbagai program pemberdayaan dengan pengembangan ekonomi secara terintegrasi.

“Forum ini sangat bagus dan perlu dilakukan secara berkala, agar mampu mendorong kemandirian dayah sebagai basis pengembangan ilmu agama, konon lagi dikaitkan dengan keistimewaan Aceh,” kata Amal yang sekarang juga diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Keluarga Aceh Jaya (Ikajaya)

Acara yang dilaksanakan oleh Badan Dayah Aceh Jaya itu berlangsung di Aula gedung DPMPKB komplek perkantoran pemerintah Aceh Jaya. Amal Hasan yang berpengalaman dibidang ekonomi dan perbankan tampil menjadi salah satu nara sumber pada kegiatan tersebut dengan materi presentasi tentang “Penataan Ekonomi Produktif Untuk Membangun Fondasi Kemandirian Dayah”

Baca Juga: Zulfadhli Dilantik Sebagai Ketua DPRA

Menurut Amal dalam presentasinya, selama ini keberadaan lembaga pendidikan dayah cenderung dipandang sebagai lembaga yang struktural dan legal formal tupoksinya berada di bawah lembaga pendidikan umum. Stigma yang melekat secara psikologis dalam persepsi pemerintah dan publik, telah menyebabkan lembaga pendidikan dayah ini seperti kurang mendapat perhatian  dari pemerintah. Bahkan di Aceh yang memiliki kekhususan dalam penerapan Syariat Islam secara kaffah, perhatian terhadap lembaga pendidikan dayah masih belum cukup memadai.

Hal tersebut juga disampaikan dan dikeluhkan oleh pengurus dayah dalam forum itu, misalnya tidak jelasnya  dukungan alokasi anggaran untuk kegiatan operasional dan proses belajar di dayah, maupun dukungan dalam bentuk infrastruktur dan kebutuhan para santri dari berbagai tingkatan.

“Semestinya dengan Penerapan Syariat Islam di Aceh, dukungan kepada dayah dayah ini harus maksimal atau paling tidak sama dengan lembaga pendidikan umum lainnya. Sehingga keberadaan pendidikan dayah ini juga mampu menghasilkan Sumber Daya Insani (SDI) yang handal di masa depan.

Baca Juga: Puluhan Etnis Rohingya Terdampar di Pesisir Pantai Matang Pasi Bireuen

Sebagai salah satu putra Aceh Jaya, Amal Hasan yang juga Ketua Perhumas Indonesia Provinsi Aceh mengapresiasi beberapa program dan kebijakan yang digagas oleh Pemkab Aceh Jaya dalam upaya membangun sinergi pemberdayaan ekonomi dan penguatan kelembagaan dayah untuk mempercepat kemandirian dayah di Aceh Jaya.

“Meskipun dengan alokasi anggaran yang masih terbatas namun kita yakin kalau diarahkan kepada kegiatan ekonomi disektor produktif yang berbasis jangka pendek secara bertahap akan memperkuat fondasi kemandirian dayah dimasa yang akan datang,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu juga sempat dilakukan penandatangan Komitmen bersama program “KOPIAH” untuk mempercepat kemandirian dayah. Turut memberikan materi, Kadis Pendidikan Dayah Aceh Jaya, Anggota Komisi D DPRK Aceh Jaya serta Ketua Bappeda Aceh Jaya.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS