27.3 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Ketua DPRA Hadiri Haul Syeikh Abdur Rauf As Singkily

SINGKIL | ACEH INFO – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Zulfadli, A.Md  menghadiri haul Syeikh Abdurrauf As Singkily ke-339 dan juga perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Kabupaten Aceh Singkil, Jumat, 26 April 2024 di Singkil.

Ketua DPRA Zulfadli hadir bersama Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Bustami Hamzah ke negeri Hanzah Fansury tersebut. Mereka tiba di Pendopo Bupati Aceh Singkil pada Jumat Malam sekitar Pukul 20:00 WIB, setelah tiba langsung dikalungi salempang khas daerah dan selanjutnya dilakukan prosesi peuseujuk.

Setelah jamuan makam malam bersama Ketua DPRA berdama , Pj Gubernur langsung menuju Masjid Agung Nurul Makmur untuk mengikuti kegiatan Haul Syekh Abdurrauf Assingkily yang ke-339.

Pada peringatan Haul Syekh Abdurrauf Assingkily yang ke 339 yang digelar di Masjid Agung Nurul Makmu tersebut pihak panitia mengisinya dengan acara Manaqib atau membacakan biografi dari ulama kharismatik Aceh Singkil tersebut.

Ketua DPRA Zulfadli berharap peringatan haul Syekh Abdurrauf As Singkily  bukan hanya sekedar kegiatan seremonial belaka, namun harus menjadi spirit untuk kemajuan agama dan bangsa, karena Syeikh Abdurtauf As Singkily merupakan ulama besar Aceh yang pernah menjabat sebagai Mufti di Kesultanan Aceh.

Syeikh Abdurrauf As Singkily dikenal sebagai Teungku Syiah Kuala, lahir di Aceh Singkil pada tahun 1592 Masehi atau 1001 Hijriah. Ia pertama kali mendapat pendidikan agama dari ayahnya, Syeikh Ali Fansuri pendiri Dayah Suro Lipat Kajang di Simpang Kanan, Aceh Singkil.

Setelah mendapat bekal agama yang cukup dari ayahnya, ia hijrah ke Pasai dan belajar di Dayah Blang Pira. Dari Pasai ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Arab untuk lebih memantapkan pengetahuannya.

Selama 20 tahun di Jazirah Arab, ia berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri lain, mulai dari Mekkah, Masinah, Yaman, Baitul Makdis, sampai ke Istambul (Turki). Ia belajar dari satu ulama ke ulama lain. Karena itu pula, ia saat kembali ke Aceh ia berhak memakai gelar Syeikh. Setelah memantapkan pengetahuannya di Arab, ia kembali ke Aceh, dan sampai di Aceh pada tahun 1661 Masehi atau 1071 Hijriah.

Ratu Safiatuddin bermaksud mengangkat Syeikh Abdur Rauf sebagai Qadhi Malikul Adil, Mufti Besar Kerajaan. Jabatan tersebut saat itu telah kosong, setelah ditinggalkan Syeikh Nurruddin Ar Raniry yang kembali ke negerinya di Gujarat, India pada tahun 1658 Masehi atau 1068 Hijriah. Baru pada bulan Rabiul Awal tahun 1075 Hijriah atau 1665 Masehi, Syeikh Abdur Rauf resmi diangkat menjadi Qadhi Malikul Adil, Mufti Besar Kerajaan Aceh.

Jabatan itu dipegangnya selama empat periode pergantian raja di Kerajaan Aceh, yakni: Sultanah Sri Ratu Safiatuddin Johan Berdaulat (1050 – 1086 H/1641 – 1675 M), Sultanah Sri Ratu Nurul Alam Naqiatuddin (1086 – 1088 H/1675 – 1678 M), Sultanah Zakiatuddin Inayat Syah (1088 – 1098 H/1678 – 1688 M), serta Sultanah Sri Ratu Keumalatuddin Syah (1098 – 1109 H/1688 – 1699 M).[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS