28.5 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Perlu Hilirisasi Komoditas Unggulan Untuk Pembangunan Ekonomi Aceh

BANDA ACEH | ACEH INFO – Untuk membangun ekonomi Aceh perlu hilirisasi komoditas unggulan dan investasi yang bekelanjutan. Aceh juga bisa menjadi pelopor pembangunan bersih berkelanjutan.

Hal itu mencuat dalam pembukaan Aceh Gayo Sustainable Investment Dialogue (AGASID) 2023, yang digelar pada 10-11 Oktober 2023 di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh. Forum tahunan yang menjadi ajang diskusi dan promosi potensi investasi di Aceh.

AGASID yang mengusung tema “Strengthening Aceh’s Economy through Sustainable Investment and Value-Added Commodities” bertujuan untuk mempromosikan potensi investasi di Aceh yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan melalui peningkatan hilirisasi komoditas unggulan Aceh. Hilirisasi adalah proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi atau setengah jadi yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.

Baca Juga: Sejumlah Kajari di Aceh Dimutasi

Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki dalam sambutannya yang disampaikan melalui video, mengatakan bahwa AGASID merupakan wadah untuk mewujudkan visi bersama untuk menjadikan Aceh sebagai provinsi terdepan dan pelopor implementasi pembangunan bersih dan berkelanjutan di Indonesia yang berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal.

“Aceh memiliki kekayaan alam yang luar biasa, mulai dari hutan hujan tropis, gunung berapi, danau, sungai, pantai, hingga pulau-pulau indah. Namun, kita juga harus sadar bahwa kekayaan alam ini tidak akan bertahan selamanya jika kita tidak menjaganya dengan baik,” kata Marzuki.

Marzuki juga mengatakan bahwa Pemerintah Aceh berkomitmen untuk mendukung investasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Aceh. Ia mencontohkan beberapa program yang telah dilakukan oleh Pemerintah Aceh, seperti moratorium penebangan hutan, pengembangan energi terbarukan, pengelolaan sampah, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan perlindungan satwa liar.

“Melalui AGASID, kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Aceh bukan hanya dikenal sebagai daerah yang pernah dilanda konflik dan bencana alam, tetapi juga sebagai daerah yang memiliki potensi besar untuk berkembang secara ekonomi tanpa merusak lingkungan,” ujarnya.

Baca Juga: Polda Aceh Tangkap Abu Laot di Cianjur

Marzuki juga mengapresiasi terbentuknya kelompok kerja Aceh Investment Relations Unit (AIRU). “Ini merupakan wujud kolaborasi positif antara Bank Indonesia dan DPMPTSP Aceh dengan sejumlah institusi terkait untuk meningkatkan koordinasi dan sinergitas dalam mempromosikan Aceh sebagai tujuan investasi utama di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala DPMPTSP Aceh, Marthunis, memaparkan bahwa melalui AGASID 2023, Pemerintah Aceh ingin mendorong dialog yang konstruktif dan kolaboratif antara pemangku kepentingan terkait untuk mencari solusi terbaik bagi pembangunan Aceh yang berkelanjutan.

Menurut Marthunis, “Aceh memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, pariwisata, energi terbarukan, dan perdagangan karbon. Namun demikian, masih ada sejumlah tantangan yang perlu diselesaikan.”

Beberapa tantangan tersebut antara lain adalah rendahnya produktivitas dan kualitas produk lokal, kurangnya infrastruktur pendukung, lemahnya akses pasar dan pembiayaan, serta belum optimalnya iklim investasi di Aceh.

“Untuk itu, kita perlu meningkatkan hilirisasi komoditas unggulan Aceh agar dapat memberikan nilai tambah lebih tinggi bagi produk lokal kita. Selain itu, kita juga perlu meningkatkan kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta dan masyarakat sipil, serta investor lokal dan asing untuk menciptakan sinergi yang saling menguntungkan,” tuturnya.

Baca Juga: Tiga Kapal Nelayan Aceh Ditangkap di Thailand

Wali Nanggroe Aceh, Tengku Malik Mahmud Al Haytharn dalam pidato keynotenya mengingatkan bahwa segala bentuk kegiatan investasi di Aceh harus tetap menjunjung tinggi adat istiadat dan ramah lingkungan. Ia juga berharap bahwa kegiatan investasi dapat membawa dampak positif seperti pembangunan infrastruktur, lapangan kerja, pendidikan dan kesehatan, serta pemberdayaan ekonomi lokal.

“Kita harus menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Kita juga harus menjaga kearifan lokal dan nilai-nilai Islam yang menjadi ciri khas Aceh. Kita tidak boleh mengorbankan identitas kita demi kepentingan ekonomi semata,” kata Tengku Malik.

Sementara itu, Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis Heldy Satrya Putera mewakili Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa hilirisasi merupakan kunci untuk mendorong transformasi ekonomi sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo. Ia berharap bahwa melalui AGASID 2023 dapat menggali peluang-peluang investasi dan hilirisasi sumber daya alam Aceh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan.

“Kita harus memanfaatkan sumber daya alam kita dengan bijak dan bertanggung jawab. Kita harus mengubah bahan baku menjadi produk jadi yang memiliki nilai tambah lebih tinggi dan daya saing lebih tinggi. Kita harus menciptakan lapangan kerja yang produktif dan inklusif. Kita harus meningkatkan kesejahteraan rakyat kita,” ujar Heldy.

Baca Juga: Wali Nanggroe Sebut Masyarakat Adat Aceh Dukung Kegiatan Investasi

Dengan mengangkat tema investasi berkelanjutan dan hilirisasi komoditas unggulan, AGASID 2023 diharapkan dapat merumuskan rekomendasi kebijakan yang dapat mendorong pembangunan ekonomi Aceh secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang dimiliki. AGASID 2023 juga diharapkan dapat menjadi ajang untuk membangun jejaring kerjasama antara investor potensial dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha lokal di Aceh.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS