28.5 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Pertumbuhan Ekonomi Aceh Masih Terendah di Sumatera

BANDA ACEH | ACEH INFO – Pertumbuhan ekonomi Sumatera pada triwulan III 2023 tercatat sebesar 4,50% (yoy). Pertumbuhan tertinggi terjadi di Sumatera Selatan 5,08% (yoy), terendah di Aceh yang hanya tumbuh 3,76% (yoy).

Hal itu terungkap dalam Laporan Perekonomian Provinsi Aceh November 2023 yang dirilis Bank Indonesia (BI) baru-baru ini. Menurut laporan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2023 mengalami pertumbuhan positif, namun melambat dibanding triwulan sebelumnya. Perekonomian nasional tumbuh sebesar 4,94% (yoy) mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,17% (yoy).

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Aceh, Roni Widijarto P dalam laopran tersebut mengungkapkan, perekonomian Sumatera pada triwulan III 2023 juga tumbuh positif sebesar 4,50% (yoy). Realisasi tersebut mengalami deselerasi dari periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,90% (yoy).

Baca Juga: OJK dan OESC Luncurkan Pemanfaatan Teknologi Sektor Asuransi

Berdasarkan wilayah regional Sumatera, semua wilayah mengalami pertumbuhan yang positif dimana Provinsi Sumatera Selatan mencatat angka pertumbuhan tertinggi sebesar 5,08%, diikuti oleh Provinsi Sumatera Utara sebesar 4,94% dan Provinsi Jambi sebesar 4,90%.

Secara spasial, Provinsi Aceh tercatat memiliki pangsa sebesar 5,73% terhadap perekonomian Sumatera. Sumbangan tersebut relatif stabil dibanding periode-periode sebelumnya. Dengan proporsi tersebut, Aceh masih menjadi provinsi dengan perekonomian terkecil di Sumatera setelah Bengkulu (1,99%) dan Kepulauan Bangka Belitung (2,33%).

Sementara itu, Sumatera Utara (23,12%), Riau (21,62%), dan Sumatera Selatan (13,53%) masih menjadi provinsi dengan sumbangan ekonomi paling dominan di Sumatera dengan pangsa dari ketiga provinsi tersebut mencapai lebih dari 50% dari total ekonomi Sumatera.

Baca Juga: HK Operasikan 589 Kilometer Tol Trans Sumatera Jelang Nataru

Roni Widijarto P merincikan, pertumbuhan ekonomi Aceh yang hanya 3,76% (yoy) pada triwulan III 2023 itu lebih lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,37% (yoy). Perlambatan pertumbuhan ekonomi Aceh terjadi dipengaruhi oleh kontraksi ekspor akibat perekonomian global dan harga komoditas yang melemah, seperti batubara dan kelapa sawit.

“Ditinjau dari sisi permintaan, perlambatan tersebut disebabkan oleh rendahnya aktivitas pertambangan terutama pada sektor migas. Pertumbuhan ekonomi Aceh masih didorong oleh peningkatan konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), dan konsumsi rumah tangga. Sementara dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Aceh ditopang oleh peningkatan pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan,” ungkapnya.

Roni Widijarto P menambahkan, dari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Aceh utamanya bersumber dari menurunnya kinerja ekspor. Sementara itu, PMTB masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan laporan. PMTB menjadi komponen yang memberikan andil akselerasi tertinggi sebesar 2,35% pada triwulan laporan, diikuti oleh konsumsi rumah tangga (2,21%) dan konsumsi pemerintah (1,08%).

Baca Juga: Perhumas Mitra Strategis Pemerintah dalam Penyebaran Informasi Publik

Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan II 2023 tercatat sebesar 111,96, atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 105,74. NTP menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan biaya produksi barang dan jasa yang dikonsumsi. “Artinya daya tukar petani masih cukup baik, dimana indeks yang diterima lebih besar dari indeks yang dibayarkan,” pungkasnya.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS