27.1 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

Martti Ahtisaari dan Perdamaian Aceh Sebuah Kilas Balik

Martti Ahtisaari awalnya menolak menjadi mediator perdamaian Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Republik Indonesia. Ia terlebih dahulu meminta komitmen tertulis dari kedua pihak. Wakil Presiden Jusuf Kala langsung mengirim fax ke Finlandia, hal yang sama juga dilakukan Perdana Menteri GAM Malik Mahmud.

Kabar duka datang dari Helsinki, Finlandia, Senin pagi, 16 Oktober 2023 sekitar pukul 06.40, tokoh perdamaian antara GAM dan RI, Martti Ahtisaari meninggal dunia. Presiden Finandia ke-10 meninggal dunia dalam usia 86 tahun. Semasa hidupnya ia berhasil mendamaikan konflik di beberapa negara, hingga kemudian dianugerahi Nobel Perdamaian pada tahun 2008.

Martti Ahtisaari semasa hidupnya memang fokus pada pembangunan perdamaian. Pria bernama lengkap Martti Oiva Kalevi Ahtisaari ini berhasil menyelesaikan konflik dan membantu kemerdekaan Namibia dari Afrika Selatan pada 1990, menyelesaikan konflik Aceh pada tahun 2005, serta negosiasi perdamaian di Kosovo pada 1999 dan 2007.

Sebagai mediator, Ahtisaari tidak kenal lelah, gigih, dan tahu cara meredakan tekanan melalui negosiasi. Itu juga yang dilakukannya bersama dalam menyelesaikan konflik Aceh, yang berujung pada penandatangan perjanjian perdamaian antara GAM dan RI dalam MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005.

Baca Juga: Menelisik Kesiapan Aceh Menuju PON 2024

Terkait awal mula Martti Ahtisaari terlibat dalam perdamaian Aceh, saya mendapat cerita langsung dari Juha Christensen dalam suatu wawancara di kantor PACTA, Juli 2013 silam. Ia mengungkapkan, ketika Farid Husain untusan Jusuf Kala gagal bertemu dengan pimpinan GAM di Swedia. Juha tidak mau Farid hilang muka. Ia menyusun rencana B, mempertemukannya dengan Martti Ahtisaari.

“Meski belum pernah bertemu Martti Ahtisaari, tapi saya sudah pernah berkomunikasi dengannya melalui telepon. Karena jauh-jauh hari saya sudah merencanakan agar Martti Ahtisaari jadi mediator dalam konflik Aceh,” ungkap Juha.

Juha dan Farid kemudian ambil tiket dan kembali ke Finlandia. Farid ia pertemukan dengan Martti Ahtisaari di apartemannya Artisaari. Di sana Farid berfoto dengan Martti Ahtisaari.

“Jadi ketika dia (Farid) kembali ke Indonesia tidak hilang muka, minimal dia bisa bilang ke pemerintah bahwa meski tidak jumpa dengan pimpinan GAM dia berhasil jumpa dengan Martti Ahtisaari, mantan presiden Finlandia,” lanjut Juha.

Tiga minggu kemudian, Jusuf Kala telepon Juha dan meminta untuk disampaikan pesannya kepada pimpinan GAM di Swedia. Jusuf Kala bilang sampaikan kepada GAM bahwa Indonesia sanggup berperang seribu tahun, tapi Indonesia ingin dialog.

Baca Juga: HK Bangun Jalur Perlintasan Satwa di Tol Sigli-Banda Aceh

Pertengahan Maret Juha ambil cuti dari kantor selama satu minggu dan berangkat ke Jakarta untuk menjumpai Jusuf Kala di kantor Menko Kesra. Ia bicara dengan Jusuf Kala di sana selama 3,5 jam soal langkah-langkah dan segala kemungkinan untuk membuka kembali jalan dialog dengan GAM terkait konflik Aceh.

Setelah pertemuan dengan Jusuf Kala itu Juha kembali ke Finlandia dan menyampaikan soal pertemuan dengan Jusuf Kala kepada pimpinan GAM di Swedia. Jusuf Kala kemudian mundur dari Menko Kesra, maju sebagai Cawapres dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Capres. SBY kemudian juga mundur dari Menkopolkam. Pada 10 Mei 2004 pasangan SBY-JK dideklarasikan.

Juha selalu mencermati segala perkembangan dan perubahan politik di Indonesia, hasilnya ia sampaikan kepada Perdana Menteri GAM, Malik Mahmud. Ia menghabiskan waktu dua sampai tiga jam untuk mendiskusikan politik internasional. Tapi ketika Juha mengatakan SBY dan JK mencalonkan diri jadi presiden dan kemungkinan akan menang. Malik Mahmud tidak gembira, karena melihat pengalaman keterlibatan SBY di CoHA yang sudah gagal.

Baca Juga: Penetapan 112,48 Hektare Penlok Tambahan Tol Sigli-Banda Aceh Belum Kelar

5 Juli Pilpres putaran pertama. Kemudian putaran kedua 20 September 2004 pasangan SBY-JK menang. 21 Oktober kabinet SBY-JK dilantik. Muncul nama Hamid Awaluddin sebagai Menkumham. Hamid kemudian ke rumah Juha pada Juni 2004.

Dalam bulan Februari Juha sudah dalam tim Martti Ahtisaari. Dua Desember 2004 ia bersama istri dan anak bungsunya ke Indonesia. Saat itu ia mulai membangun jalan untuk perundingan Helsinki. “Sebelum ke Indonesia saya sudah mengatakan niat saya itu kepada pimpinan GAM di Swedia,” jelas Juha.

Saat di Indonesia Juha katakan kepada JK ingin menjumpai negosiator GAM yang ditahan di LP Sukamiskin. JK telepon Hamid Awaluddin memberitahukan bahwa Juha akan ke Bandung untuk tujuan tersebut. Hamid kemudian menghubungi Kapala Lapas Sukamiskin dan memberitahu kedatangan Juha. Jam setengah delapan pagi saya sudah berada di depan LP Sukamiskin.

Juha ke sana untuk menjumpai para negosiator GAM yang ditahan, yakni Amni Bin Ahmad Marzuki, Teungku Muhammad Usman Lampoh Awe, dan Teuku Kamaruzzaman. Juha harus menunggu selama dua jam, karena mereka harus mandi dulu dan mempersiapkan diri. Satu negosiator lainnya di Cipinang yakni Nasruddin Bin Ahmed. Juha merekam semua pertemuan dengan juru runding GAM itu dan didokumentasikan.

Baca Juga: Pembiayaan Perbankan di Aceh Capai Rp36,47 Triliun

Dua jam bersama juru runding GAM itu, Juha merekam pesan-pesan mereka kepada Malik Mahmud dan Zaini Abdullah pimpinan GAM di luar negeri. Meski Juha kurang mengerti bahasa Aceh, tapi pembicaraan dan pesan negosiator GAM yang ia rekam, ia pahami bahwa perang di Aceh sangat menguras tenaga dan biaya, apalagi korban nyawa. Tgk Usman Lampoh Awe bilang padanya,“Di hutan sudah capek.”

Tanggal 16 Desember Juha ke Makasar, 17,18,19 di Singapura. Dari Singapura ia menghubungi juru bicara GAM Bakhtiar Abdullah untuk memberitahukan tentang pertemuannya dengan para juru runding GAM dalam penjara Sukamiskin. Bakhtiar kemudian menyampaikannya kepada Zaini Abdullah dan Malik Mahmud.

Tanggal 22 Desember Juha menjumpai Martti Ahtisaari melaporkan kondisi bahwa dari penjajakan yang sudah dilakukannya, sudah ada lampu hijau bahwa GAM dan RI akan bisa kembali dibawa ke meja perundingan.

Juha ingin agar Martti Ahtisaari menjadi mediator perundingan tersebut. Tapi Ahtisaari belum setuju, ia minta waktu satu malam untuk berpikir. 23 Desember Ahtisaari menghubungi Juha dan menyatakan kesediaannya, ia sudah siap dengan syarat harus ada komitmen tertulis hitam di atas putih dari kedua pihak.

“Lalu saya meminta hal itu kepada pihak RI dan GAM. Di pihak RI responnya begitu cepat, JK selaku wakil presiden langsung buat surat dan difax ke kantor saya. JK menyatakan komitmen RI menerima Ahtisaari. Surat itu dibuat begitu cepat, saya menduga itu tanpa sepengetahuan Presiden SBY,” ungkap Juha.

Baca Juga: Anak Muda Aceh Bergeliat di Pasar Modal

Pada hari yang sama Juha juga minta komitmen tertulis dari pihak GAM soal Ahtisaari. Tapi karena struktur GAM sangat rapi dan mereka tidak mengambil keputusan gegabah, segala sesuatu harus diputuskan bersama, agar tidak ada yang membelot.

Tanggal 24 Desember Juha mengirim fax kepada pimpinan GAM untuk dialog dengan RI. Fax dikirim dari kantor Juha untuk “melindungi” Ahtisaari agar tidak adanya skandal, karena Ahtisaari merupakan mantan presiden. Saat itu Malik Mahmud menyatakan sudah OK untuk melanjutkan dialog.

Sejak saat itu peundingan antara GAM dan RI digelar di Finlandia secara berkala, hingga kemudian kedua pihak menyepakati untuk berdamai. Komitmen perdamaian itu dituangkan dalam sebuah Memorandum of Understanding (MoU) pada 15 Agustus 2005, dikenal sebagai MoU Helsinki. Peran Martti Ahtisaari sangat dominan dalam mewujudkan perdamaian tersebut.

Martti Ahtisaari memulai kariernya sebagai guru sekolah dasar di Finlandia dan Pakistan, sebelum bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Finlandia. Di sana, ia naik pangkat menjadi duta besar untuk beberapa negara Afrika, termasuk Tanzania dan Zambia. Sebagai diplomat, ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di luar negeri, memegang banyak posisi di PBB sejak 1978.

Baca Juga: Kredit Restrukturisasi Covid-19 Tinggal Rp145,25 Triliun

Martti Ahtisaari lahir pada 23 Juni 1937 di Viipuri, yang saat itu masih bagian dari Finlandia dan sekarang menjadi kota Vyborg di Rusia. Ayahnya, Oiva, adalah teknisi militer dan ibunya, Tyyne, adalah ibu rumah tangga. Keluarga itu terpaksa melarikan diri saat perang pecah pada 1939. Pengalaman itu menjadikannya seorang “pengungsi abadi,” kata Ahtisaari dalam sebuah wawancara pada 2008.

Saat masa jabatannya sebagai presiden Finlandia berakhir, Ahtisaari tidak mencari pemilihan kembali. Sebagai gantinya, ia mendirikan Crisis Management Initiative (CMI), organisasi nirlaba fasilitasi perdamaian yang bekerja untuk mencegah dan menyelesaikan konflik kekerasan melalui dialog informal dan mediasi. Ia juga menjabat di dewan UPM-Kymmene Oyj, perusahaan kehutanan Finlandia, dan Elcoteq SE, mantan produsen elektronik konsumen berdasarkan kontrak.

Pada 2021, Ahtisaari mundur dari kehidupan publik karena menderita penyakit alzheimer lanjut. Dan setelah dua tahun lebih berjuang melawan penyakitnya, ia meninggal dunia di Helsinki pada Senin pagi, 16 Oktober 2023. Ia meninggalkan istri Eeva dan putra mereka, Marko.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS