30 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

Perjuangan Sergio dari Pengepul Barang Rongsokan Hingga jadi Anggota Paskibraka Aceh

Waktu kecil dihabiskan untuk membantu sang ibu sebagai penjual es lilin, mengutip biji sawit yang jatuh, hingga mengepul barang rongsokan. Perjalanan hidupnya yang serba kesusahan usai ditinggal sang ayah, tidak membuat Sergio patah arang. Kini lelaki asal Aceh Tamiang itu menjadi anggota Paskibraka Aceh di HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.

+++

MUHAJIR, pengasuh Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD) Rumoh Seujahtera Aneuk Nanggroe tak mampu membendung haru. Ini berkaitan dengan perjuangan salah satu anak asuhnya, Wahyu Agung Sergio, yang terlihat gagah mengenakan seragam Paskibraka pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 77 Republik Indonesia.

Sergio sebelumnya dikukuhkan menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) tahun 2022 Provinsi Aceh. Pengukuhan dilakukan Gubernur Aceh di Anjong Mon Mata, Banda Aceh.

Sergio mendapat posisi penjadi anggota Paskibraka setelah menjalani seleksi di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh. Dia pun terpilih menjadi petugas Paskibraka pada Rabu, 17 Agustus 2022 kemarin.

Rasa bangga terhadap Sergio juga datang dari Kepala UPTD RSAN, Michael Octaviano. Dia mengatakan hal ini merupakan prestasi dan motivasi bahwa tidak ada yang tidak mungkin apabila semua keinginan dilakukan dengan kemauan dan kerja keras.

“Kami sangat berbahagia dari UPTD Rumoh Seujahtera Aneuk Nanggroe Dinas Sosial Aceh, hari ini, anak panti bisa berhasil jadi Paskibraka,” kata Michael.

“Tidak ada perbedaan dengan anak lainnya, asal ada kemauan dan kerja keras, Insya Allah kedepannya anak panti bisa menjadi Paskibraka nasional,” sambung Michael penuh harap.

Michael dan Muhajir pun meriwayatkan kisah hidup Sergio yang merupakan pemuda asal Aceh Tamiang tersebut. Lika-liku hidupnya terbilang pelik. Dulu, semasa kecil, Sergio pernah terpaksa memakan singkong untuk pengganjal perut di kala sahur. Padahal menurut Michael, ibuya sengaja tidak membangunkan Sergio pada waktu sahur. “Sergio terbangun sendiri dan bilang enak makan ubi kayu,” kisah Michael.

Selain itu, Sergio juga kerap mengumpulkan biji sawit yang jatuh di areal perkebunan sepulang sekolah. Untuk mengambil biji-biji sawit itu, Sergio terlebih dulu meminta izin pada pemilik kebun. Dia kemudian menjual biji-biji sawit yang sudah dikumpulkan itu untuk membantu biaya hidup keluarga. Sergio yang kini jadi anggota Paskibraka itu juga pernah menjadi penjual es keliling di masa belia. Semua pekerjaan tersebut dilakoninya untuk membantu orangtua.

“Begitulah perjuangan Sergio untuk sukses. Terkadang sering di-bully teman, (disebut) pencuri karena mengumpulkan biji sawit yang jatuh, tapi itu semua tidak membuat dirinya lemah dan menyerah untuk terus berjuang dan akhirnya oleh Dinsos Kabupaten Aceh Tamiang dititipkan di UPTD RSAN Dinsos Aceh untuk bisa terjamin kehidupan dan keberlangsungan sekolah,” ungkap Michael.

Pengasuh di UPTD RSAN juga mengenal Sergio sebagai anak yang berbakti dan cinta kepada orangtuanya. Kala anak-anak SD lain menghabiskan waktu untuk bermain, Sergio justru lebih memilih meluangkan waktu untuk mencari barang rongsokan. Kerja keras Sergio ini semata-mata untuk membantu sang ibu yang menjadi orangtua tunggal bagi tiga bersaudara tersebut.

“Aktivitas malam, dia membantu ibunya membuat es lilin untuk dijual di sekolah. Es lilin dibawa Sergio memakai termos. Pada waktu pelajaran sekolah berlangsung dia bawa ke dalam kelas, uang dari hasil penjualan es dia serahkan ke ibunya untuk ditabung. Ia sosok anak yang sangat menyayangi ibunya, dia sangat patuh dan tak pernah membantah apapun,” kisah Muhajir.

Sergio menjalani pelatihan sebagai anggota Paskibraka Aceh selama beberapa pekan. Usai pelatihan dia langsung disambut para pengasuh UPTD yang terus memberikan dukungan dan semangat untuk Sergio. “Kami sangat bangga,” kata Muhajir lagi.

Kebanggan itu kian membuncah kala Sergio menjadi anggota kunci Paskibraka. Posisinya yang berada di tengah pasukan menjadi patokan gerakan bagi kawan-kawan Paskibraka lainnya. Posisinya yang berada di tengah itu pula, menurut Muhajir, menjadi titik fokus ribuan pasang mata yang menyaksikan upacara bendera di peringatan HUT RI ke 77 kemarin.

“Kondisi ini akan menjadi beban moral tersendiri bagi mereka yg mempunyai mental yang lemah. Namun, tidak bagi anak binaan kita Wahyu Agung Sergio. Dia berani berdiri tegak di barisan terdepan, di posisi tengah pula, posisi yang sangat menentukan terhadap keberhasilan pada kegiatan upacara yang sakral ini,” ujar Muhajir.

Sergio merupakan satu-satunya anak binaan UPTD RSAN Dinsos Aceh yang dinyatakan lolos menjadi anggota Paskibraka, bersama 69 orang putra dan putri Aceh lainnya.

“Tidak mudah untuk menjadi pasukan yang berdiri di barisan terdepan, mereka adalah orang-orang terpilih karena harus memiliki beberapa keunggulan dari anggota lainnya, kita ajarkan Sergio untuk fokus, konsentrasi, intelegensi yang tinggi, kuat dan berani karena itu merupakan beberapa syarat untuk menjadi pasukan dengan posisi barisan yang di depan,” ujar Muhajir setelah upacara pengibaran bendera selesai.[]

PENULIS: HELENA SARI

EDITOR: BOY NASHRUDDIN AGUS

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS